Monday, June 5, 2017

ASAL USUL SUKU BETAWI











ASAL USUL SUKU BETAWI - Sejarah Asal usul dan Kebudayan Suku Betawi . Suku Betawi merupakan sebuah suku bangsa Indonesia yang penduduknya tinggal di Jakarta. Di zaman kolonial Belanda tahun 1930, orang Betawi yang sebelumnya tidak ada muncul ketika sensus di tahun itu. mayoritas penduduk Batavia waktu itu.



Sejarah Asal usul suku Betawi
Terdapat tiga pendapat yang menjelaskan sejarah suku Betawi diantaranya :

1. Pendapat pertama
Menyatakan bahwa Suku Betawi berasal dari hasil perkawinan antar etnis serta bangsa di zaman dulu yang didatangkan kolonial Belanda ke Batavia. Sehingga etnis betawi merupakan suku pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini terlahir dari perpaduan bermacam kelompok diantaranya orang Sunda, Melayu, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, serta Tionghoa.

2. Pendapat kedua
Menurut sejarawan Sagiman MD etnis Betawi sudah tinggal di Jakarta dan sekitarnya pada zaman batu baru atau pada zaman Neoliticum. menurutnya bahwa masyarakat asli Betawi merupakan masyarakat Nusa Jawa sebagaimana orang Sunda, Jawa, dan Madura.
Pendapatnya diperjelas dengan Uka Tjandarasasmita yang menerbitkan monografinya "Jakarta Raya dan Sekitarnya pada Zaman Prasejarah sampai Kerajaan Padjajaran (1977)". Di dalam monografinya menyatakan bahwa Penduduk Asli Jakarta telah ada pada sekitar tahun 3500 – 3000 SM.

3. Pendapat ketiga
Lance Castles juga pernah melakukan penelitian mengenai Penduduk Jakarta yang diterbitkan tahun 1967 oleh Cornell University dengan menyatakan bahwa secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi merupakan keturunan berdarah campuran bermacam suku serta bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Komonitas etnis ini lahir dari perpaduan berbagai macam kelompok etnis yang ada di Indonesia diantaranya (Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Makassar,dan Ambon) maupun dari luar seperti Arab, India, Tionghoa serta Eropa.

Penelitian Lance Castles tersebut berpusat pada empat sketsa sejarah diantaranya :
Daghregister, adalah catatan harian tahun 1673 yang dibuat oleh Belanda yang berdiam di dalam kota benteng Batavia.
Catatan Thomas Stanford Raffles dalam History of Java pada tahun 1815.
Catatan penduduk pada Encyclopaedia van Nederlandsch Indie tahun 1893
Sensus penduduk yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930.


Baca Juga : ASAL USUL SUKU BALI



Etimologi Betawi

Para ahli sejarah mengatakan asal mula kata Betawi mengacu pada beberapa pendapat yaitu :
1. Pitawi (bahasa Melayu Polynesia Purba) yang artinya larangan. Hal ini mengacu pada komplek bangunan yang dihormati pada zaman Batu Jaya. Sejarahwan Ridwan Saidi mengaitkan bahwa Kompleks Bangunan di Batu Jaya, Karawang adalah sebuah Kota Suci yang tertutup, sementara Karawang, adalah Kota yang terbuka.

2. Betawi (Bahasa Melayu Brunei) di mana kata "Betawi" digunakan dalam menyebut giwang. Nama ini mengacu pada ekskavasi di Babelan, Kabupaten Bekasi, yang banyak ditemukan giwang dari abad ke-11 M.

3. Flora guling Betawi (cassia glauca), famili papilionaceae adalah jenis tanaman perdu yang kayunya bulat seperti guling serta mudah diraut dan kokoh. Jenis batang pohon Betawi ini dahulu banyak digunakan sebagai pembuatan gagang senjata keris atau gagang pisau.

Ada benarnya Kemungkinan nama Betawi berasal dari jenis tanaman pepohonan. Menurut Sejarahwan Ridwan Saidi, beberapa nama jenis flora selama ini memang digunakan untuk pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, diantaranya Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol serta banyak lagi. "Contohnya Kecamatan Makasar, nama ini tidak berkaitan dengan orang Makassar, melainkan diambil dari jenis rerumputan"

Sehinga Kata "Betawi" tidak berasal dari kata "Batavia" (nama lama kota Jakarta pada zaman Hindia Belanda), sebab nama Batavia lebih merujuk pada wilayah asal nenek moyang orang Belanda.


Seni dan kebudayaan

Seni serta Budaya asli masyarakat Jakarta atau Betawi dapat dilihat dari temuan arkeologis, seperti giwang-giwang yang ditemukan pada penggalian di Babelan, Kabupaten Bekasi yang berasal pada abad ke 11 masehi. Selain itu budaya Betawi juga terjadi dari proses campuran budaya antara suku asli dengan budaya beragam etnis pendatang atau yang biasa dikenal dengan istilah Mestizo .
Pada zaman dahulu, wilayah bekas kerajaan Salakanagara atau dikenal dengan "Kalapa" (sekarang Jakarta) adalah wilayah yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara, Percampuran budaya juga terjadi pada masa Kepemimpinan Raja Pajajaran, Prabu Surawisesa yang mengadakan perjanjian dengan Portugal, dari hasil percampuran budaya antara Penduduk asli dan Portugal inilah lahir Keroncong Tugu.

Suku Betawi sebagai masyarakat asli Jakarta agak tersingkirkan oleh warga pendatang. Mereka keluar dari Jakarta serta pindah ke wilayah-wilayah yang berada di provinsi Jawa Barat serta provinsi Banten. Budaya Betawi juga tersingkirkan dengan budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya barat. Untuk melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya yang berada di Situ Babakan.


Bahasa

Bahasa Betawi merupakan bahasa kreol (Siregar, 2005) yang merujuk pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda serta bahasa Portugis. Bahasa ini awalnya dipakai oleh kalangan menengah ke bawah pada masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak dan pedagang yang paling sering menggunakannya. Menurut perberkembanganya secara alami, maka tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini untuk membedakannya dari bahasa Melayu, walaupun ada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, seperti dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal.


Musik

Ada beberapa seni musik masyarakat betawi yaitu :
1. Seni Gambang Kromong berasal dari seni musik Tionghoa
2. Rebana yang berasal pada tradisi musik Arab
3. Orkes Samrah berasal dari Melayu
4. Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab
5. Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an
6. Seni Lenong
7. Gambang Kromong
8. Rebana Tanjidor
9. Keroncong
10. Lagu tradisional "Kicir-kicir".


Tari

Seni tari di Jakarta adalah perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya diantaranya :
1. Tari Topeng Betawi
2. Yapong yang dipengaruhi tari Jaipong Sunda
3. Cokek, tari silat dan lain-lain.


Drama

1. Lenong
2. Tonil


Cerita rakyat

Cerita rakyat yang ada di Jakarta antara lain :
1. Si Pitung
2. Jagoan Tulen atau si jampang
3. Nyai Dasima
4. Mirah dari Marunda
5. Murtado Macan Kemayoran
6. Juragan Boing


Senjata tradisional

Senjata khas tradisional Jakarta ialah bendo atau golok.


Rumah tradisional

Rumah tradisional Betawi ialah rumah kebaya


Kepercayaan

Masyarakat Betawi sebagian besar menganut agama Islam, tetapi yang menganut agama Kristen Protestan serta Katolik juga ada.


Makanan Khas Betawi

Masakan
Masakan khas penduduk Betawi ialah gabus pucung, laksa betawi. sayur babanci, sayur godog, soto betawi, ayam sampyok, asinan betawi, serta nasi uduk.

Kue-kue
Kue-kue khas penduduk Betawi ialah kue cucur, kue rangi, kue talam, kue kelen, kue kembang goyang, kerak telor, sengkulun, putu mayang, andepite, kue ape, kue cente manis, kue pepe, kue dongkal, kue geplak, dodol betawi, serta roti buaya.

Minuman
Minuman Khas Betawi diantaranya adalah es selendang mayang, es goyang, dan bir pletok.