Sunday, May 14, 2017

ASAL USUL SUKU BATAK





Asal Usul Suku Batak - Suku Batak adalah sebuah tema kolektif yang mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli serta Sumatera Timur, di Sumatera Utara sendiri. Agama yang dianut adalah agama Kristen Protestan, Kristen Katolik dan Islam Sunni. Ada juga yang menganut kepercayaan tradisional seperti tradisi Malim yang menganut kepercayaan animisme (Sipelebegu atau Parbegu) walaupun penganutnya berkurang.



Data sensus penduduk tahun 1930 dan 2000, pemerintah mengklasifikasi Simalungun, Karo, Toba, Mandailing, Pakpak dan Angkola sebagai etnis Batak.

Suku batak memiliki beberapa sub-sub suku yang dikategorikan sebagai:

1. Batak Toba
2. Batak Karo
3. Batak Pakpak
4. Batak Simalungun
5. Batak Angkola
6. Batak Mandailing.

Sekitar abad ke-6, para pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus, di semenanjung barat Sumatera Utara. Tamil sendiri berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus buatan tanah Batak bermutu tinggi yang dapat menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya. Hal ini berakibat terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera. Pada abad berikutnya, perdagangan kapur Barus banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang mendirikan koloni di semenanjung barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka tersebar dari Barus, Sorkam, hingga Natal.

Sejarah

Suku Batak adalah penutur bahasa Austronesia dimana bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia berasal dari tanah Taiwan yang berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu di zaman batu muda (Neolitikum).
Belum ada konfirmasi kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bertempat di Tapanuli dan Sumatera Timur. Karena sampai sekarang belum ada artefak Neolitikum yang dapat ditemukan di wilayah Batak maka kemungkinan nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara pada zaman logam.

Identitas Batak

Ada tiga pendapat mengenai identitas suku batak yaitu;

1. R.W Liddl, sebelum abad ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kelompok etnis yang menjadi satuan sosial koheren. Dia mengatakan sampai abad ke-19, interaksi sosial di daerah itu hanya sebatas pada hubungan antar individu, antar kelompok kekerabatan, atau antar kampung. Hampir tidak ada kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan-satuan sosial serta politik yang lebih besar.

2. Munculnya kesadaran untuk menjadi sebuah keluarga besar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.  J. Pardede mengemukakan istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" diciptakan oleh asing.

3. Siti Omas Manurung, istri dari putra pendeta Batak Toba mengatakan, sebelum kedatangan Belanda, semua suku baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sebagai Batak, dan Belandalah yang telah membuat terpisahnya kelompok-kelompok itu.

Ada mitos yang memiliki bermacam versi tentang asal usul suku batak mengatakan, bahwa Pusuk Buhit, adalah salah satu puncak di barat Danau Toba, merupakan tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain banyak mitos mengatakan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir.
Berdirinya masyarakat Batak yang tersusun dari bermacam marga, sebagian karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain di Sumatra. Penelitian penting mengenai tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, menurut sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Berdasrkan Pustaka Kembaren, asal daerah marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil diperkirakan menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Pedagang-pedagang Tamil di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera karena adanya serangan pasukan Minangkabau yang datang di abad ke-14 untuk menguasai Barus.


Baca juga : Asal Usul Suku Mante


Bahasa

Bahasa keseharian yang digunakan adalah bahasa Batak ada juga yang menggunakan bahasa Melayu. Setiap puak mempunyai logat yang berbeda-beda. Orang Karo menggunakan Logat Karo, logat Pakpak dipakai oleh Batak Pakpak, logat Simalungun dipakai oleh Batak Simalungun, dan logat Toba dipakai oleh orang Batak Toba, Angkola dan Mandailing.

Kesenian

Tari Tor-tor adalah kesenian yang dimiliki suku Batak. Tarian ini bersifat magis. Ada juga Tari serampang dua belas yang bersifat hiburan. Untuk alat musik tradisionalnya adalah Gong dan Saga-saga. Ada pula warisan kebudayaan yang berbentuk kain adalah kain ulos. Kain hasil kerajinan tenun suku batak ini selalu ada dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor.

Penyebaran agama

Masuknya Islam

Ibn Battuta, datang ke Sumatera Utara pada tahun 1345, mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal agama Islam sebelum disebarkan oleh para pedagang Minangkabau. Dan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan pernikahan dengan perempuan Batak. Hal ini secara perlahan telah meningkatkan pemeluk agama Islam di tengah-tengah masyarakat Batak.


No comments:

Post a Comment

Silahkan komentar dengan bijak sesuai pembahasan