Kebudayaan Suku Batak Karo - Budaya karo atau Suku karo juga memiliki beberapa pakaian adat, diantaranya Uis nipes,Uis julu,Gatip gewang,Gatip jongkit, Gatip cukcak,Uis pementing,Batujala,Uis arinteneng,Uis kelam-kelam,Uis cobar dibata,Uis beka buluh,Uis jujung-jujungen
Suku Karo memiliki drama tradisional yang disebut kata Gundala.
Kegiatan Budaya
Merdang merdem = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
Mahpah = "kerja tahun" yang disertai "Gendang guro-guro aron".
Mengket Rumah Mbaru - Pesta memasuki rumah (adat - ibadat) baru.
Mbesur-mbesuri - "Ngerires" - membuat lemang waktu padi mulai bunting.
Ndilo Udan - memanggil hujan.
Rebu-rebu - mirip pesta "kerja tahun".
Ngumbung - hari jeda "aron" (kumpulan pekerja di desa).
Erpangir Ku Lau - penyucian diri (untuk membuang sial).
Raleng Tendi - "Ngicik Tendi" = memanggil jiwa setelah seseorang kurang tenang karena terkejut secara suatu kejadian yang tidak disangka-sangka.
Motong Rambai - Pesta kecil keluarga - handai taulan untuk memanggkas habis rambut bayi (balita) yang terjalin dan tidak rapi.
Ngaloken Cincin Upah Tendi - Upacara keluarga pemberian cincin permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere atau dari Bibi ke Permain).
Ngaloken Rawit - Upacara keluarga pemberian pisau (tumbuk lada) atau belati atau celurit kecil yang berupa permintaan dari keponakan (dari Mama ke Bere-bere) - keponakan laki-laki.
Baca Juga : Asal usul Suku Batak
SIFAT UMUM ORANG KARO MENURUT MARGANYA
Berikut ciri khas sifat orang karo berdasarkan marganya masing-masing ;
Merga Karo-karo rata-rata cerdas untuk berpikir dan bertindak.
Merga Ginting lantang dalam berbicara.
Merga Sembiring berjiwa diplomatis.
Merga Tarigan pintar berbicara.
Perangin-angin disebut dengan julukan Tambar Malem (selain Sebayang). Tambar Malem maksudnya disini adalah kepintaran dalam berkata-kata untuk menghibur orang.
Sifat-sifat merga tersebut tidak bisa menjadi tolak ukur bagi kita untuk menyimpulkan sifat seseorang dari merganya. Perkembangan jaman, kehidupan sosial dan perkawinan dengan berbagai suku sedikit demi sedikit mengikis sifat-sifat merga itu sendiri.
Jadi sifat merga diatas hanyalah sebuah kesimpulan kecil dari sebuah penelitian yang setiap saat bisa disanggah dan diperdebatkan. Janganlah kesimpulan diatas menjadi acuan untuk menilai sifat merga dan juga sifat seseorang.
Tapi jika menelusuri lebih dalam pada orang Karo mempunyai sifat yang hampir sama. Mungkin dikarenakan alam, budaya dan seninya yang mengacu pada kehidupan sosial Karo itu sendiri.
Catatan kecil untuk sifat orang Karo
Orang Karo tidak terlalu rajin tapi bukan pemalas. Berjiwa lemah lembut dan toleransi yang kuat. Sifat gotong royong dan memusyawarahkan sesuatu secara “sangkep nggeluh” menjadi nilai yang dikedepankan dengan strukur sosial dalam masyarakat
Prinsip hidupnya adalah, ”Ertuah bayak sangap encari,” yang artinya berkembang biak murah rejeki dan etos kerja yang digunakan, “Mangkuk reh mangkuk mulih, Ola lolo cametendu”.
Filosofi hidup orang Karo adalah,”Pebelang juma maka mbelang man peranin, Jemur pagendu sangana las,” yang artinya perbanyak mata pencaharian supaya banyak hasilnya, gunakan kesempatan yang ada.
Ada juga falsafah yang mengatakan, “Keri gia pola isina, gelah mehuli penangketken kitangna,” biarpun habis air nira diminum, asal yang meminum itu menggantungkan tempatnya (kitang) itu dengan baik.
Kelemahan orang Karo umumnya mudah tersinggung dan sakit hati. Bila sakit hati dan ketersinggungan itu terlalu mendalam akan menimbulkan reaksi. Tapi lebih banyak mengundurkan diri dalam percaturan dan mempunyai sifat pendendam.
Orang Karo sangat sensitif tetapi mempunyai sifat ideal sebagai single fighter. Berani memulai sesuatu walaupun belum tahu apa resikonya. Mempunyai jiwa merantau (erlajang) dan cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Ada istilah “Kalau masuk ke kandang kambing, dia akan mengembik tapi tidak jadi kambing. Kalau masuk ke kandang harimau, dia akan mengaum tapi tidak jadi harimau.”
No comments:
Post a Comment
Silahkan komentar dengan bijak sesuai pembahasan