Thursday, May 25, 2017

ASAL USUL SUKU SASAK








ASAL USUL SUKU SASAK - Suku Sasak sudah tinggal di Pulau Lombok selama berabad-abad lamanya, Mereka sudah menghuni sejak 4.000 Sebelum Masehi. Ada pendapat menyatakan bahwa orang Sasak berasal dari percampuran antara penduduk asli Lombok dengan para pendatang dari pulau Jawa. Ada juga yang berpendapat leluhur orang sasak ialah orang Jawa. Dari jumlah penghuni pulau Lombok, hampir 80 persen nya merupakan suku Sasak.

Menurut Goris S., “Sasak” secara etimologi, berasal dari kata “sah” yang berarti “pergi” dan “shaka” yang berarti “leluhur”. Dengan demikian Goris berkesimpulan bahwa sasak mempunyai arti “pergi ke tanah leluhur”. Dari pengertian itulah diduga bahwa leluhur orang Sasak itu ialah orang Jawa. Bukti lain yang merujuk pada aksara Sasak yang digunakan oleh orang Sasak disebut sebagai “Jejawan”, adalah aksara yang berasal dari tanah Jawa, pada perjalananya, aksara ini diresepsi dengan baik oleh para pujangga yang melahirkan tradisi kesusasteraan Sasak. Tetapi ada juga yang beranggapan lain dengan meyebut bahwa sasak berasal dari kata  sak-sak yang mempunyai arti sampan. Analisa ini berkaitan dengan legenda kedatangan nenek moyang suku Sasak yang menaiki sampat dari arah barat. Serta menurut sumber yang lainnya disebutkan bahwa etimologi nama Sasak berhubungan dengan kitab Negarakertama karangan Mpu Prapanca pada abad ke 14. Di dalam kitab yang memuat catatan kekuasaan Majapahit itu terdapat ungkapan "lombok sasak mirah adi" yang diartikan dengan "kejujuran ialah permata yang utama". Pemaknaan ini merujuk pada sasak yang diartikan sebagai satu atau utama. Sedangkan lombok berarti jujur atau lurus, mirah diartikan perhiasan, serta adi bermakna baik.

Sejarah pulau Lombok memang tidak bisa dipisahkan dengan silih bergantinya kekuasaan pada zaman itu. Dulu kala di zaman pemerintahan Raja Rakai Pikatan di Medang (Mataram kuno), suku Jawa sudah banyak memasuki wilayah Lombok serta menikah dengan penduduk asli dan menjadikan nenek moyang suku Sasak. Sejak abad 14-15 masehi, pulau Lombok dalam kekuasaan kerajaan Majapahit. Bahkan konon ceritanya, sang patih Gajah Mada datang sendiri ke Lombok untuk menaklukan beberapa kerajaan yang berada di pulau yang bersebelahan dengan Bali itu. Tetapi dengan melemahnya pengaruh Majapahit Islam masuk serta kemudian meyebar luas. Terutama setelah menerima bantuan langsung dari para wali di jawa serta Makassar. Yang menyebabkan sekarang agama Islam menjadi agama mayoritas di pulau Lombok dan menyisakan sedikit masyarakat yang masih memeluk agama Sasak Boda peninggalan leluhur mereka. Sekarang pemeluk Sasak Boda lebih banyak menyingkir serta tinggal di wilayah lembah serta pegunungan Lombok bagian selatan.




Dalam sejarahnya, Suku Sasak diidentifikasikan sebagai budaya yang dapat pengaruh banyak dari Jawa serta Bali. kenyataannya kebudayaan Suku Sasak mempunyai corak serta ciri budaya yang khas, asli serta sangat mapan hingga berbeda dengan budaya suku-suku bangsa lainnya. Sekarang, Sasak dikenal bukan hanya sebagai kelompok penduduk tetapi juga merupakan entitas budaya yang melambangkan kekayaan tradisi dan budaya Bangsa Indonesia di mata dunia.

Tradisi suku Sasak yang sangat terkenal diantaranya:
Bau Nyale. Nyale merupakan sejenis binatang laut, termasuk dalam jenis cacing (anelida) yang berkembang biak dengan bertelur. Dalam kepercayaan Suku Sasak, Nyale bukanlah sekedar binatang, beberapa legenda dari Suku ini yang menggambarkan tentang putri yang menjelma menjadi Nyale. Ada pendapat mengatakan bahwa Nyale ialah binatang anugerah, bahkan keberadaannya dihubungkan dengan kesuburan serta keselamatan. Ritual Bau Nyale digelar setahun sekali pada tanggal 19 atau 20 setiap bulan oktober atau november.

Rebo Bontong. Yang di percaya bahwa hari Rebo Bontong adalah hari puncak terjadinya bencana atau penyakit (Bala) sehingga untuk masyarakat sesuatu yang tabu jika memulai pekerjaan tepat pada hari Rebo Bontong. Kata Rebo serta juga Bontong mempunyai arti “putus” atau “pemutus. Acara ini dilaksanakan setahun sekali  pada hari Rabu di Minggu terakhir.

Bebubus Batu. Dari kata “bubus”, merupakan sejenis ramuan obat berbahan dasar beras yang dicampur dengan berbagai jenis tanaman, dan dari kata batu yang merujuk kepada batu tempat digelarnya upacara. Bebubus Batu merupakan upacara yang digelar untuk meminta berkah kepada sang Kuasa. Acara ini di gelar setiap tahun, dipimpin oleh Penghulu (pemangku adat) serta Kiai (ahli agama). Dan penduduk ramai-ramai mengenakan pakaian adat serta membawa dulang, sesajen dari hasil bumi.

Sabuk Beleq. Dalam pustaka sabuk yang besar (Beleq) bahkan panjangnya mencapai 25 meter, masyarakat Lombok yang berada di wilayah Lenek Daya akan menggelar upacara pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Hijriah. Budaya pengeluaran Sabuk Beleq ini di awali dengan mengusung Sabuk Beleq mengelilingi perkampungan diiringi dengan tetabuhan gendang beleq. Ritual upacara selanjutnya dengan menggelar praja mulud hingga diakhiri dengan memberi makan berbagai jenis makhluk. Acara ini dilakukan dengan tujuan untuk mempererat ikatan persaudaraan, persatuan serta gotong royong antar masyarakat, dan cinta kasih di antara makhluk Tuhan.


Artikel lain : ASAL USUL SUKU BAYAN

No comments:

Post a Comment

Silahkan komentar dengan bijak sesuai pembahasan