Wednesday, May 17, 2017

ASAL USUL SUKU SINGKIL ACEH







ASAL USUL SUKU SINGKIL ACEH - Suku Batak Singkil, merupakan komunitas masyarakat yang bermukim di kabupaten Aceh Singkil terutama di kota Subussalam dan di kecamatan Singkil, Simpang Kiri, Simpang Kanan dan pulau Banyak, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam


Asal muasal "singkil" sendiri berasal dari kata "sekel" yang mempunyai "mau". Penduduk suku Singkil hidup berdampingan dengan suku Gayo dan suku Alas. Secara fisik orang Singkil mirip dan berkerabat dengan penduduk Gayo dan oarang Alas, Tradisi dan budaya juga berbeda dengan masyarakat suku Aceh yang menjadi mayoritas di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.


Merekapun mempunyai bahasa keseharian sendiri, yang bernama bahasa Singkil. Bahasa Singkil masuk kelompok keluarga bahasa Batak. Bahasanya dikelompokkan dalam rumpun bahasa Batak Utara, yang terdiri dari beberapa bahasa yaitu Karo, Pakpak, Dairi, Gayo, Singkil, Alas dan Kluet. kosakatanya sendiri, bahasa Singkil berkerabat dengan bahasa Pakpak di Sumatra Utara. Oleh sebab itu bagi penduduk suku Pakpak sering beranggapan bahwa bahasa Singkil adalah salah satu dialek dari bahasa Pakpak. Suku Singkil untuk penduduk Pakpak sering dianggap sama seperti suku Boang yang merupakan salah satu puak suku Pakpak. Adat istiadat dan kebudayaan suku Singkil berbeda dengan suku Pakpak. Dan menurut orang Singkil, bahwa orang Boang merupakan etnis di luar Singkil tetapi orang Pakpak, Pastinya berbeda dengan orang Singkil. Penduduk Singkil sendiri menyebut orang Boang sebagai suku Kampung di kabupaten Aceh Singkil.



Untuk bermasyarakat suku Singkil banyak mengalami percampuran dengan etnis-etnis tetangganya, seperti Gayo dan Alas, maupun etnis pendatang, yaitu Mandailing, Nias, Aceh, Melayu dan Minang. Tetapi kebanyakan mereka yang hidup menetap di wilayah adat suku Singkil sudah menyatu dengan budaya Singkil.


Dalam masyarakat yang patrilieal, ada tradisi marga, dan diteruskan pada generasi penerusnya melalui pihak laki-laki. Tradisi marga pada sebagian penduduk suku Singkil, mungkin tidak se"penting" dengan tradisi marga yang dimiliki etnik-etnik Batak lainnya. Akan tetapi sebagian dari penduduk suku Singkil masih meletakan identitas marga di belakang namanya, supaya dapat membedakan mereka dengan etnik lain.



Rumah adat Singkil

Suku Singki berada di dataran tinggi provinsi Nanggroe Aceh, yang termasuk salah satu dari sukubangsa Proto Malayan. Di awal kehadiran komunitas ini, mereka sangat mengisolasi diri dari dunia luar dan bermukim di dataran tinggi Aceh. Akan tetapi dengan masuknya budaya Melayu dan Aceh yang membawa budaya serta ajaran Islam, dengan perlahan budaya asli suku Singkil menyerap budaya Melayu dan Aceh untuk memeluk agama Islam.



Seni dan Budaya
Berikut Seni dan budaya suku Singkil Tari Ala, Kesenian Dampeng, Tari Barat, Tari Sri Ndayang,Tari Piring, Tari Biahat (Tari Harimau), Tari Payung, Tari Lelambe



Hukum Denda Adat

Terdapat tiga tingkatan yang disesuaikan dengan kesepakatan dan perkembangan zaman, diantaranya 
1.Denda 105, jika seorang raja melakukan suatu kesalahan, maka hal ini hanya ditujukan kepada seorang raja saja.
2.Denda 100, Jika seorang pengulu/ kepala desa melakukan suatu kesalahan, maka hal ini hanya ditujukan kepada seorang pengulu saja.
3.Denda 80, Jika seseorang warga melakukan kesalahan, maka hal ini hanya ditujukan kepada seseorang warga tersebut saja.



Perkawinan

Di dalam adat istiadat perkawinan suku Singkil, harus dipenuhi semua oleh pihak laki-laki.
Beras 100 (sepuluh kaleng), Kambing 1 ekor, Uang hangus (jumlah tidak tertentu), terdapat juga disebut dengan Khukun damae artinya kebutuhan yang dibutuhkan dengan musyawarah.
Obon (nasi kendang), yang dibawa oleh pengantin laki-laki (yang mengiringi) atau disebut dengan mengakhak dan jumlah obon 16 talam.



Makanan tradisional

Makanan yang sangat terkenal yaitu Nditak, Pelita Talam, Ndabalakh, Buah Belaka, Nakan Nggeskhsing (nasi kuning), Seme Malum, Cemanis (puluh bekuah), Manuk Labakh, Cenecah



Keterampilan Tradisional, yang harus di pakai oleh mempelai laki-laki, masing-masing sebanyak 16 buah, Supit belopepinang, Ndulang, Pahar

Untuk kehidupan sehari-hari pada umumnya dalam bidang pertanian, buruh perkebunan kelapa sawit, membuat balok-balok kayu ke kapal yang diekspor ke luar negeri atau Jakarta. 

No comments:

Post a Comment

Silahkan komentar dengan bijak sesuai pembahasan